Selasa, 22 April 2014

Makalah Blefaritis

BAB I
PENDAHULUAN


   A.    Latar Belakang
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.
Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis. Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan kemudian diberikan antibiotik yang sesuia. Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.

   B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Setelah mempelajari makalah blefaritis diharapkan mahasiswa mampu mengerti dan memahami teori tentang blefaritis, serta dapat menegakan asuhan keperawatan dengan gangguan blefaritis.

2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mengerti dan memahami tentang pengertian blefaritis
b.      Mahasiswa mengerti dan memahami tentang penyebab blefaritis
c.       Mahasiswa mengerti dan memahami tentang macam-macam blefaritis
d.      Mahasiswa mengerti dan memahami tentang patofisiologi blefaritis
e.       Mahasiswa mengerti dan memahami tentang manifestasi klinik blefaritis
f.       Mahasiswa mengerti dan memahami tentang pemeriksaan diagnostik blefaritis
g.      Mahasiswa mengerti dan memahami tentang penatalaksanaan blefaritis
h.      Mahasiswa mengerti, memahami dan menegakkan asuhan keperawatan blefaritis


BAB II
PEMBAHASAN


   A.    Pengertian
Blefaritis atau radang kelopak merupakan radang berat pada kelopak yang biasanya terutama pada tepi kelopak dan pangkal bulu mata yang dapat bersifat mudah menular dan tidak mudah menular. Blefaritis dapat disebakan karena infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronik atau menahun. (Sidarta Ilyas)
Blefaritis adalah inflamasi batas kelopak mata dan margo palpebra yang umum, biasanya disebabkan oleh infeksi maupun alergi kosmetik. Radang kelopak ini dapat menjadi radang yang bertukak pada tepi kelopak bisanya juga melibatkan folikel dan kelenjar rambut (Anas Tamsuri).
Blefaritis adalah peradangan bilateral subakut atau menahun pada tepi kelopak mata (margo palpebra). Ciri khasnya bersifat remisi dan eksaserbasi. Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar minyak di tempat tumbuhnya bulu mata mengalami gangguan. Ketika kelenjar minyak ini terganggu, akan terjadi pertumbuhan bakteri yang melebihi biasanya, menyebabkan peradangan kelopak mata (Istiqomah).
Jadi  blefaritis merupakan peradangan bilateral subakut atau menahun pada kelopak mata yang biasanya ditepi kelopak dan pangkal bulu mata yang disebabkan oleh infeksi, alergi, jamur, maupun virus dan dapat menjadi radang yang bertukak.

   B.     Penyebab
Blefaritis pada dasarnya disebabkan oleh 4 (empat) hal yaitu bakteri, virus, jamur dan alergi. Bakteri yang biasa menginfeksi adalah streptococcus. Virus penyebab blefaritis adalah herpes zoster dan herpes simpleks. Untuk blefaritis jamur disebabkan oleh infeksi superfisial atau sistemik. Dan blefaritis karena alergi dapat disebabkan oleh debu, asap, bahan kimia iritatif, atau bahan kosmetik.
 
   C.     Macam-Macam Blefaritis
Blefaritis dapat dibagi menurut penyebabnya ada 4 jenis yaitu blefaritis bakterial, blefaritis virus, blefaritis jamur, dan blefaritis alergi.
   1.    Blefaritis bakterial
        Penyebab blefaritis bakterial adalah bakteri streptococcus. Ada beberapa blefaritis yang disebabkan oleh bakteri ini:
a.       Blefaritis superficial
Blefaritis superfisial merupakan radang tepi mata yang berada lebih keatas permukaan.

b.      Blefaritis sebore
   Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun) dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa klilipan. Gejalanya secret yang keluar dari kelenjar meibon, air mata berbusa pada kantus leteral, hyperemia dan hipertrofi papil pada konjungtiva. Blefaritis sebore merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. 

c.       Blefaritis skuamosa
Blefaritis yang disertai adanya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan bersama dermatitik seboroik. Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur.
Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan perdarahan. Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis, konjungtivitis.

d.      Blefaritis Ulseratif
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah di sekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok (madarosis).
Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Biasanya disebabkan stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia. Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat berakibat trikiasis.

e.       Blefaritis angularis
Merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum lakrimal. Blefariris angularis disebabkan Staphylococcus aureus. Biasanya kelainan ini bersifat rekuren. Blefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Sengsulfat. Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus lakrimal.

   2.    Blefaritis virus
a.       Herpes zoster
Virus ini menginfeksi ganglion gaseri saraf trigeminus. Biasanya terjadi atau menyerang pada usia lanjut. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terjadi gejala-gejala herper zoster pada mata dan kelopak mata. Gejalanya nyeri pada daerah yang terkena dan badan terasa demam. Pada kelopak mata terlihat fesikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena. Lesi fesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus super fisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster. Pengobatan herpes zoster tidak merupakan obat spesifik tapi hanya sistematik. Infeksi herpes zoster diberi analgesic mengurangi rasa sakit.
b.      Herpes simpleks
Vesikel kecil di kelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang sama pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Di sebut juga blefaritis kompleks, merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning, basah pada tepi bulu mata yang mengakibatkan kedua kelopak lengket.

   3.    Blefaritis jamur
a.       Blefaritis pedikulosis
Akibat dari hygiene yang buruk akan dapat kuman atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra. Pengobatan dengan salep merupakan ammoniate 3%.
b.      Infeksi superfisial
Biasanya di obati dengan griseofulfin, terutama efektif untuk epidermonikosis di berikan 0,5-1gram sehari dengan dosis tunggal atau dibagi rata. Pengobatan di teruskan 1-2 minggu setelah terlihat gejala menurun.
c.       Infeksi jamur dalam
Pengobatan infeksi jamur dalam adalah secara sistemik. Efektif di obati dengan sulfonamit, penisilin atau anti biotic spectrum luas.
4.    Blefaritis alergi
Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahan kosmetik. Blefaritis infeksi disebabkan oleh bakteri streptococcus alfa dan beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Demodex folliculorum selain dapat merupakan penyebab dapat pula merupakan perantara untuk terjadinya stapilococcus. 
a.       Dermatitis kontak
Penyebabnya adalah bahan yang berkontak pada kelopak. Dapat sembuh sendiri. Untuk pengobatan dilakukan pembersihan kelopak dari bahan penyebab, cuci dengan larutan fisiologik diberi salep mengandung steroid sampai gejala berkurang.
b.      Blefaritis urtikaria
Terjadi akibat masuknya obat atau makanan pada pasien yang rentan. Pengobatan di berikan steroitopikal ataupun sistemik dan di cegah pemakaian steroid lama. Serta obat anti histamine dapat mengurangi gejala alergi.

   D.    Patofisiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan, kerusakan sistem imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.

   F.      Manifestasi Klinik
Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, mata gatal, rasa kelilipan, mata bengkak, mata berair, keropeng ditepi kelopak, bulu mata rontok, penglihatan kadang-kadang terganggu, nyeri, eksudat lengket, dan epiforia. Pada laki-laki lanjut usia biasanya terjadi bleparitis seboroik dengan keluhan mata kotor, panas, eksudat berminyak, dan rasa kelilipan.

   G.    Pemeriksaan Diagnostik
1.         Pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya:
a.    Uji Laboratorium
b.    Radiografi
1)        Fluorescein Angiografi
2)        Computed Tomografi
3)        Pemeriksaan dengan slit lamp
2.         Uji Endrofonium (pemeriksaan fungsi kelopak) untuk mengetahui adanya miastenia gravis.
3.         Pemeriksaan tajam penglihatan
4.         Palpasi : odema kelopak mata, kejang kelopak mata

    H.    Penatalaksanaan
Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkannya dengan garam fisiologik hangat, dan diberi anti biotic yang sesuai. Bleparitis dapat menimbulkan konjungtifitis, keratitis, hordeolum, kalazoin dan madarosis. Untuk penatalaksanaan keperawatannya dapat dilakukan:
1.         Perbaiki kesehatan atau hygiene
2.         Bersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi
3.         Kompres hangat
4.         Beri air mata buatan


Cara membersihkan kelopak mata dengan shampoo dan air hangat:
1.      Bersihkan tangan dengan baik
2.      Basahkan saputangan dengan air hangat
3.      Tutup mata dan letakan sampai panas pada kelopak selama 5 menit
4.      Ulangi beberapa kali dalam sehari

I.       Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.    Data Subjektif
1)        Pasien mengeluh ada rasa terbakar dan gatal pada tepi kelopak mata yang mengalami iritasi
2)        Nyeri (ringan sampai berat) pada kelopak mata
3)        Lakrimasi (mata selalu berair)
4)        Sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
5)        Gelisah akibat gatal-gatal/nyeri
6)        Penderita merasa ada sesuatu di matanya
7)        Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya (bulu mata rotok dan tidak terganti)
8)        Pandangan mata kabur
b.    Data objektif
1)        Kemerahan pada palpebra
2)        Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur
3)        Pada kelopak mata terdapat ulkus kecil-kecil di tepian palpebra
4)        Bulu mata rontok
5)        Iritasi pada tepi kelopak mata
6)        Pada pangkal bulu mata terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning atau terdapat skuama
7)        Terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau kearah bola mata (trikiasis) yang akan menyebabkan ulserasi kornea.
8)        Lakrimasi

2.      Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a.       Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d agen injuri biologis (iritasi dan fotofobia sekunder akibat peradangan di margo papebra ) d/d rasa terbakar dan gatal pada palpebra, sensitive terhadap cahaya.
b.      Kerusakan integritas kulit  b.d proses inflamasi kelenjar kulit di daerah bulu mata d/d pelepasan lapisan tanduk di kulit dan di daerah bulu mata, ulkus kecil di tepian palpebra.
c.       Gangguan citra tubuh b.d perubahan kondisi fisik : bulu mata rontok dan tidak diganti dg yang baru, adanya krusta berwarna kuning , adanya skuama pada palpebra d/d klien malu  tidak percaya diri
d.      Ansietas b.d penyakit yang diderita d/d klien tampak cemas dan selalu bertanya tentang penyakitnya
e.       Kurang pengetahuan (tentang penyakit dan penatalaksanaannya) yang b.d kurang paparan informasi d/d pasien tidak mengerti  kondisinya, menggosok-gosok mata


3.      Intervensi Keperawatan
NO
Dx. Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)  b.d agen injuri biologis (iritasi dan fotofobia sekunder akibat peradangan di margo papebra )
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri dapat ditoleransi, dengan criteria hasil klien: Melaporkan nyeri berkurang secara verbal, Skala nyeri menurun (skala nyeri 0-4 pada skala nyeri 0-10 ), Mampu beristirahat
a.    Observasi karakteristik nyeri klien (PQRST)


b.    Kompres daerah mata dengan air hangat


c.    Berikan dan ajarkan klien teknik relaksasi atau teknik distraksi





d.   Kolaborasi pemberian analgetik







Mengetahui karakteristik  nyeri  memudahan intervensi selanjutnya.

Kompres menggunakan air hangat dapat mengurangi rasa nyeri.

Teknik relaksasi akan membantu mengurangi nyeri yang dirasakan klien dan teknik distraksi akan membantu mengalihkan perhatian sehingga nyeri berkurang.

Analgetik dapat menghilangkan nyeri.
2.
Kerusakan integritas kulit  b.d proses inflamasi kelenjar kulit di daerah bulu mata
Setelah dilakukan tindakan  keperawatan selama 3x24 jam diharapkan terjadi perbaikan integritas kulit/ penyembuhan luka dengan criteria hasil: Skuama/sisik berkurang,     gatal berkurang sampai hilang, kondisi ulkus membaik
a.    Membersihkan daerah palpebra secara teratur dan setiap hari.


b.    Gunakan teknik aseptic, pasien atau perawat mengangkat krusta, skuama.

c.    Kompres tepi kelopak mata dengan air hangat 3 kali atau sesuai kebutuhan

d.   Kolaborasi pemberian antibiotika dan steroid topical untuk kasus yang disebabkan oleh infeksi bakteri.


Pembersihan secara cermat setiap hari akan menjaga kebersihan palpebra sehingga luka cepat sembuh.

Teknik aseptic akan mencegah iritasi yang lebih berat/ kontak dengan bakteri.


Kompres membersihkan tepi kelopak mata dari krusta /skuama.


Mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut dan mengurangi peradangan










3.
Gangguan citra tubuh b.d perubahan kondisi fisik : bulu mata rontok dan tidak diganti dg yang baru, adanya krusta berwarna kuning, adanya skuama pada palpebra
Setelah dilakukan tindakan  keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien tidak merasa malu dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan fisiknya dengan KH: Menunjukkan penerimaan terhadap kondisi diri, Secara aktif berpartisipasi dalam program terapi
a.    Jalin hubungan terapeutik antara  perawat dengan  pasien.

b.    Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan

c.    Identifikasi masalah peran pasien saat ini

d.   Dorong pasien untuk menghargai hidup sendiri dengan cara lebih sehat dengan membuat keputusan sendiri dan menerima diri sebagai diri sendiri saat ini.
Dengan hubungan terapiutik, pasien  akan merasa dihargai dan lebih terbuka.

Dengan bercerita akan dapat mengurangi beban perasaan klien.


Untuk mengetahui permasalahan klien.


Membantu meningkatkan rasa percaya diri klien.
4.
Ansietas b.d penyakit yang diderita
Setelah dilakukan tindakan  keperawatan selama 2x24 jam diharapkan ansietas klien berkurang dan dapat beradaptasi terhadap penyakitnya dengan KH: Melaporkan cemas berkurang sampai hilang, Melaporkan pengetahuan yang cukup terhadap penyakitnya, Klien menerima penyakit yang dialami.
a.   Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas.









b.   Tinggal bersama pasien, mempertahankan sikap yang tenang. Mengakui atau menjawab kekawatirannya.

c.   Berikan informasi yang akurat dan jujur tentang penyakitnya dan beri tahu bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah gangguan penglihatan.


d.  Dorong klien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaannya.
Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan insomnia. Ansietas berat yang berkembang kedalam keadaan panik dapat menimbulkan perasaan terancam, ketidakmampuan untuk berbicara dan bergerak.

Menegaskan pada pasien atau orang terdekat bahwa walaupun perasaan pasien diluar kontrol lingkungannya tetap aman.

Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan interpretasi yang dapat berperan pada reaksi ansietas.





Dengan bercerita  dan mengekspresikan perasaanya klien akan merasa lebih tenang
5.
Kurang pengetahuan (tentang penyakit dan penatalaksanaannya) yang b.d kurang paparan informasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien mendapat informasi yang cukup tentang penyakit dan penatalaksanaan penyakitnya dengan KH: Mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tindakan yang harus dilakukan untuk meningkatkan keadaan umum.
a.    Tekankan dan beri tahu klien tetang penting nya perbaikan keadaan umum, meliputi kebersihan perorangan terutama mata dan peningkatan gizi.

b.    Anjurkan klien untuk tidak mengerjakan pekerjaan dekat terlalu lama atau mengucek mata.


c.    Anjurkan klien untuk tidak merokok.


d.   Beri tahu klien bahwa pengobatan harus dilakukan secara teratur dan tuntas.
Blefaritis dapat timbul karena penurunan status kesehatan dan malnutrisi.






Akomodasi mata yang berlebihan akan memperberat kondisi penyakitnya dan mengucek mata akan memperberat keadaan blefaritis.

Pemajanan asap pada mata akan memperhebat iritasi pada mata.

Pengobatan yang tidak memadai akan membuat blefaritis dan menjadi menahun serta menimbulkan berbagai macam komplikasi dan kerusakan kornea karena timbulnya trikiasis



BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Jadi  bleparitis merupakan peradangan bilateral subakut atau menahun pada kelopak mata yang biasanya ditepi kelopak dan pangkal bulu mata yang disebabkan oleh infeksi, alergi, jamur, maupun virus dan dapat menjadi radang yang bertukak. Bleparitis pada dasarnya disebabkan oleh 4 (empat) hal yaitu bakteri, virus, jamur dan alergi. Bakteri yang biasa menginfeksi adalah streptococcus.
Virus penyebab bleparitis adalah herpes zoster dan herpes simpleks. Untuk bleparitis jamur disebabkan oleh infeksi superfisial atau sistemik. Dan bleparitis karena alergi dapat disebabkan oleh debu, asap, bahan kimia iritatif, atau bahan kosmetik. Bleparitis dapat dibagi menurut penyebabnya ada 4 jenis yaitu bleparitis bakterial, bleparitis virus, bleparitis jamur, dan bleparitis alergi.







Daftar Pustaka

1.      Istiqomah, dkk. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mata. EGC; Jakarta
2.      Iiyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta; FKUI
3.      Ilyas, Sidarta. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta; FKUI
4.      Tamsuri, Anas. 2010. Klien Gangguan Mata dan Pengelihatan Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta; EGC
5.      Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta; FKUI 
6.   Wilkinson M. Judith. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta; EGC

1 komentar:

  1. Hotels near Casimba Casino & Hotel in Johannesburg - Mapyro
    Mapyro 구리 출장마사지 - Johannesburg. It's a 경기도 출장안마 great place 경상북도 출장샵 to visit if 평택 출장샵 you want to stay at 영천 출장마사지 the famous hotels in Johannesburg, South Africa.

    BalasHapus